PERKEMBANGAN ILMU GEOMETRI
Definisi Geometri
Kata geometri berasal dari bahasa Yunani (greek) yang berarti ukuran
bumi. Maksudnya mencakup mengukur segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri
kuno sebagian dimulai dari pengukuran praktis yang diperlukan untuk pertanian
orang – orang Babylonia dan Mesir. Kemudian geometri orang Mesir dan Babyloni
ini diperluas untuk perhitungan panjang ruas garis, luas dan volume. Menurut
kamus Bahasa Indonesia, “Geometri” merupakan cabang matematika yang menerangkan
sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang; atau geometri juga
berarti ilmu ukur.
Permulaan Geometri
Pada awalnya geometri yang lahir dan berkembang di Mesir dan Babilonia
merupakan sebuah hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan
dan agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan bangunan
yang kokoh dan besar. Teknik-teknik geometri yang berkembang pada masa itu pada
umumnya masih kasar dan bersifat intuitif, akan tetapi cukup akurat dan dapat
memenuhi kebutuhan perhitungan. Berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri
saat itu termuat dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kurang tahun 1650 SM
dan ditemukan pada abad ke-9. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang
perhitungan luas daerah suatu persegipanjang, segitiga siku-siku, trapesium
yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang
pendekatan perhitungan luas lingkaran.
Contoh tekhnik geometri yang
termuat dalam Ahmes Papirus :


Matematikawan yang pertama kali tidak puas terhadap metode yang didasari
semata-mata pada pengalaman adalah Thales (640 – 546 SM). Sehingga
masyarakat sekarang menghargai Thales sebagai orang yang selalu berkata
”Buktikan itu!” dan bahkan ia selalau melakukan pembuktian tersebut (Wakyudin,
2004: 137).
Sepeninggal Thales muncullah Pythagoras (582 – 507 SM) berikut
pengikutnya yang dikenal dengan sebutan Pythagorean melanjutkan langkah Thales.
Para Pythagorean menggunakan metode pembuktian untuk membuktikan Teorema
Pythagoras dan teorema-teorema jumlah sudut dalam suatu poligon, sifat-sifat
dari garis-garis yang sejajar, teorema tentang jumlah-jumlah yang tidak dapat
diperbandingkan, serta teorema tentang lima bangun padat beraturan.Salah satu
teorema pythagoras yang paling terkenal ialah tentang sebuah segitiga
siku-siku. dalam sebuah segitiga siku-siku, kuadrat sisi
miringnya akan sama dengan jumlah kuadrat dari 2 sisi yang lain. Penulisan
teorema Pythagoras pada setiap sisi segitiga siku-siku dapat dituliskan sebagai
berikut: Dalam segitiga siku-siku ABC,
siku-siku di titik C.
1.
|
Jika sisi a
dan b diketahui , maka sisi c dapat dihitung
dengan rumus : c2 = a2 + b2 |
2.
|
Jika sisi b
dan c diketahui , maka sisi a dapat dihitung
dengan rumus : a2 = c2 - b2 |
3.
|
Jika sisi a
dan c diketahui , maka sisi b dapat dihitung
dengan rumus : b2 = c2 - a2 |
Hasil kerja dan prinsip Thales telah menandai awal dari sebuah era
kemajuan matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasan logis
yang dapat diterima. Pembuktian deduktif diperlukan untuk menurunkan teorema
dari postulat dan selanjutnya untuk disusun pernyataan baru yang logis. Pengembangan
pembuktian deduktif mencapai puncaknya dengan lahirnya buku karya Euclid
yang diberi judul Element.
Geometri Euclide adalah sistem aksiomatik , di mana semua teorema ("pernyataan benar") berasal dari sejumlah kecil aksioma .
Menjelang awal buku pertama dari Elemen, Euclid memberikan lima postulat(aksioma) untuk pesawat geometri ,
menyatakan dalam hal konstruksi (sebagaimana diterjemahkan oleh Thomas Heath):
2. "Untuk
menghasilkan [memperluas] sebuah garis lurus yang terbatas terus menerus
dalam garis lurus. "
3. "Untuk
menggambarkan lingkaran dengan pusat dan jarak [radius]. "
4. "untuk
semua sudut yang tepat sama dengan satu sama lain."
5.
jika garis lurus jatuh di dua jalur lurus membuat sudut interior pada sisi yang
sama kurang dari dua sudut yang tepat, dua garis lurus, jika diproduksi tanpa
batas waktu, bertemu di sisi itu adalah sudut kurang dari dua sudut yang tepat.
"
Meskipun pernyataan Euclid dari postulat hanya secara eksplisit menegaskan
keberadaan konstruksi.
Elements juga memasukkan lima
"notasi biasa":
1. Hal-hal
yang sama dengan hal yang sama juga sama satu dengan lainnya.
2. Jika
sesuatu yang sama ditambahkan ke sama, maka keutuhan adalah sama.
3. Jika
sesuatu yang sama dikurangkan dari sama, maka sisanya adalah sama.
4. Hal-hal
yang bertepatan dengan satu sama lain sama satu sama lain.
5. Keseluruhan
lebih besar daripada bagian.
Paralel postulat Untuk
nenek moyang, paralel tampak kurang jelas mendalilkan dari yang
lain. Euclid sendiri tampaknya telah dianggap sebagai penemu yang secara
kualitatif berbeda dari yang lain, sebagaimana dibuktikan oleh organisasi
dari Elemen: 28 yang pertama ia menyajikan proposisi mereka yang
dapat dibuktikan tanpa itu.
Aksioma
alternatif dapat dirumuskan sama dengan konsekuensi logis sebagai paralel dalil.
Misalnya aksioma Playfair 's menyatakan: Dalam
pesawat, melalui titik tidak pada garis lurus yang diberikan, paling banyak
satu baris dapat ditarik bahwa tidak pernah memenuhi garis yang diberikan.
Konsep dalam
geometri Euclid tetap tak tertandingi sampai awal abad ke-19. Pada saat
itu, bentuk-bentuk geometri mulai muncul, yang disebut geometri non-Euclide. Itu
tidak lagi diasumsikan bahwa geometri Euclid dapat digunakan untuk
menggambarkan semua ruang fisik.
Element menjadi
sebuah karya yang maha penting dalam sejarah masyarakat dunia yang kebanyakan
dari pekerjaan itu bersifat oroginal, sebagai metode deduktif dengan
mendemonstrasikan sebagaian besar pengetahuan yang diperlukan melalui
penalaran. Teorema ke-5 dalam buku ini cukup dikenal, yaitu sudut alas dalam
sebuah segitiga samakaki (isosceles) adalah kongruen. Metode yang sekarang
lebih sering digunakan untuk membuktikan teorema ini memerlukan konstrukti
suatu garis bagi sudut melalui titik sudutnya.
Dalam buku
Element, Euclid menulis banyak pembuktian dari teori-teori yang sudah terkenal.
Karya Euclid sangat berpengaruh sampai saat ini sehingga dalam geometri untuk
garis, titik, bentuk, dan bidang-bidang namanya digunakan sebagai ”geometri
Euclid”.Demikian selanjutnya, selama lebih kurang empat abad terakhir Element
telah mengalami kritikan dan pujian hingga lambat laun lebih disempurnakan.
Perkembangan ilmu Geometri Abad 17
Pada awal abad 17, ada dua
perkembangan penting dalam geometri. Yang pertama adalah penciptaan geometri
analitik, atau geometri dengan koordinat dan persamaan, oleh René Descartes
(1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-1665). Ini adalah prekursor diperlukan
untuk pengembangan kalkulus dan ilmu kuantitatif yang tepat dari fisika. Gambar
bukan kedua dari periode ini adalah studi sistematis geometri proyektif oleh
Girard Desargues (1591-1661). Projective geometri adalah geometri tanpa
pengukuran atau garis paralel, hanya studi tentang bagaimana poin terkait satu
sama lain.
Perkembangan Geometri Abad 19
Awal abad ke-19 banyak
memunculkan langkah-langkah yang menentukan dalam penciptaan Geometri
non-Euclid. Beberapa teori Geometri Non Euclid yaitu :
1. Geometri
Riemann (juga disebut geometri elips atau geometri
bola ): Sebuah geometri non-Euclide menggunakan sebagai
yang paralel mendalilkan pernyataan setara dengan berikut:
Jika l
adalah garis apapun dan P adalah titik tidak pada l, maka tidak ada garis
melalui P yang sejajar dengan l.
|
Geometri
Riemann adalah nama untuk matematikawan Jerman, Bernhard Riemann, yang pada
tahun 1889 menemukan kembali karya Girolamo Saccheri (Italia) menunjukkan
kelemahan tertentu dalam Geometri Euclidean.
|
Geometri Riemann adalah studi tentang permukaan melengkung . Pertimbangkan
apa yang akan terjadi jika bukan bekerja pada bagian datar Euclide kertas, bekerja
pada permukaan melengkung, seperti bola. Studi tentang Geometri Riemann
memiliki koneksi langsung ke keberadaan kita sehari-hari karena kita hidup pada
permukaan melengkung disebut planet Bumi.
|
Apa efek tidak bekerja pada
sebuah bola, atau ruang melengkung, terhadap apa yang di anggap sebagai
kebenaran geometris?
Dalam ruang melengkung, jumlah
sudut segitiga setiap saat selalu lebih besar dari 180 °.
Pada bola , tidak ada garis
lurus. Segera setelah mulai menggambar garis lurus, maka kurva pada
bola.
|
||||
|
|||||
2. Geometri
hiperbolik ( juga disebut pelana
geometri atau geometri Lobachevskian): Sebuah
geometri non-Euclide menggunakan sebagai yang paralel
mendalilkan pernyataan setara dengan berikut:
Jika l adalah
garis apapun dan P adalah titik tidak pada l , maka ada
setidaknya dua baris melalui P yang sejajar dengan l .
|
Lobachevskian Geometri adalah
nama untuk matematika Rusia, Nicholas Lobachevsky, yang, seperti Riemann,
ditindaklanjuti studi Geometri non-Euclide.
|
Geometri hiperbolik adalah studi dari pelana ruang
berbentuk .Pertimbangkan apa yang akan terjadi jika bukan bekerja pada
bagian datar Euclidean kertas, bekerja pada permukaan melengkung berbentuk
seperti permukaan luar pelana atau keripik kentang Pringle.
|
|
Tidak seperti
Geometri Riemann, lebih sulit untuk melihat aplikasi praktis Geometri
hiperbolik. geometri hiperbolik, bagaimanapun, memiliki aplikasi untuk
daerah-daerah tertentu ilmu seperti prediksi orbit benda dalam bidang
gradational intens, perjalanan ruang angkasa dan astronomi.Einstein menyatakan
bahwa ruang melengkung dan teori relativitas umum menggunakan geometri
hiperbolik.
|
Apa efek tidak bekerja pada
permukaan berbentuk pelana terhadap apa yang kita anggap sebagai kebenaran
geometris?
Dalam geometri hiperbolik, jumlah
sudut segitiga adalah kurang dari 180 °.
Dalam geometri hiperbolik,
segitiga dengan sudut yang sama memiliki wilayah yang sama.
|
Tidak ada segitiga yang sama
dalam geometri hiperbolik.
|
|
Dalam ruang hiperbolik, konsep
tegak lurus terhadap garis dapat diilustrasikan seperti terlihat pada gambar
di sebelah kanan.
|
![]() |
Garis dapat ditarik hiperbolis di
ruang yang sejajar (tidak berpotongan). Sebenarnya, banyak baris dapat
ditarik sejajar dengan garis yang diketahui melalui suatu titik tertentu.
|
|
|
Perkembangan Geometri Abad 20
Sejak Amerika Serikat melakukan pembaharuan pembelajaran tahun 1958
dikarenakan keberhasilan Uni Soviet meluncurkan pesawat ruang angkasa Sputnik
tahun 1957 matematika tradisional di Amerika Serikat diganti dengan New Math
(Matematika Modern). Walaupun sebenarnya gerakan Matematika Modern di Amerika
Serikat sudah dimulai sejak tahun 1955. Perubahan dari matematika tradisional
menjadi Matematika Modern termasuk geometri lebih menekankan kepada pembenahan
dalam notasi, metodologi pembelajaran dan penambahan beberapa topik, serta
himpunan sebagai alat untuk mempelajari konsep-konsep geometri. Konsep-konsep
geometri yang dibenahi diantaranya adalah konsep dasar seperti sinar garis,
ruas garis, dan sudut. Sinar garis, ruas garis, dan sudut adalah konsep-konsep
yang dikembangkan dari titik dan garis. Sinar garis, ruas garis, dan sudut
adalah unsur-unsur yang mempunyai definisi dikembangan dari unsur-unsur yang
tidak didefinisikan yaitu titik dan garis. Seperti yang telah dikemukakan di
kegiatan belajar 1 bahwa dalam struktur geometri dari unsur yang tidak
didefinisikan dikembangkan menjadi unsur yang didefinisikan, aksioma/postulat,
dan teorema. Diantara unsur-unsur itu saling sinergi satu dengan yang lain dan
akhirnya ditemukan hal-hal baru baik unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur
yang didefinisikan, aksioma/postulat, atau teorema-teorema baru. Proses ini
yang membuat matematika dan cabang-cabangnya terus berkembang.
1. Sinar Garis
Sebuah titik terletak pada sebuah garis maka titik tersebut akan membagi
himpunan titik pada garis menjadi tiga himpunan titik yang saling lepas
(disjoint). Apabila sebuah titik terletak pada sebuah garis maka titik tersebut
membagi garis menjadi dua himpunan titik pada setengah garis.
Gabungan antara sebuah titik dengan himpunan titik-titik setengah garis
dinamakan sinar garis. Sinar garis adalah bagian dari garis yang memanjang ke
satu arah dengan panjang tidak terhingga. Memodelkan sebuah sinar garis dapat dilakukan
seperti gambar-gambar di atas.Dimulai dari sebuah titik yang disebut titik
pangkal dan memanjang ke satu arah. Memberi nama sebuah sinar garis biasanya
menggunakan dua huruf kapital. Huruf pertama diletakan pada pangkal sinar
garis, dan huruf ke dua diletakan pada salah satu titik di bagian yang
memanjang dari sinar tersebut. Berikut sinar garis dengan nama -namanya.

2. Ruas Garis
Apabila sinar garis adalah gabungan antara satu titik dengan himpunan
titik-titik pada setengah garis, maka ruas garis adalah bagian dari setengah
garis. Ruas garis adalah himpunan titik yang memanjang dengan posisi lurus dan
dibatasi oleh dua buah titik.
Berikut gambar
ruas garis.
Menamai sebuah ruas
garis menggunakan dua huruf besar yang diletakan pada ujung ujung ruas garis
tersebut. Berikut gambar dan nama ruas garis-ruas garis tersebut.

Gambar di atas adalah Ruas garis AB
ditulis dengan AB
3. Sudut
Sebuah sudut
adalah gabungan dua buah sinar tidak kolinier (sinar-sinar itu tidak terletak
pada sebuah garis) yang bersekutu pada pangkalnya. Berikut gambar-gambar

sudut
Gambar di sebelah kanan adalah
sudut yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang
bersekutu pada pangkal-pangkal
sinar garis tersebut.
Sudut yang terbentuk dari dua buah
sinar garis adalah rentangan terkecil dan bukan
rentangan besarnya. Berikut adalah sudut
yang terbentuk dari gabungan dua sinar garis
dimaksud :
![]() |
|||
![]() |
|||
Memberi nama sebuah sudut dapat dilakukan dengan menggunakan satu huruf
misalnya α, β, atau γ yang diletakan di daerah dalam sudut. Atau menggunakan
tiga huruf besar, satu huruf diletakan pada titik sudut dan dua huruf yang lain
diletakan pada perpanjangan sinar-sinarnya. Berikut dua cara penamaan sudut.


A
Sudut di sebelah kiri adalah sudut α, sedagkan sudut
di sebelah kanan adalah sudut ABC atau sudut CBA. Memberi nama sudut seperti
yang di sebelah kanan hurup yang terletak pada titik sudut harus diletakan di
tengah-tengah.
Notasi
untuk sudut ABC dapat ditulis dengan < ABC.
4. Satuan Sudut
Mengukur besar sebuah sudut dapat dilakukan dengan
menggunakan satuan tidak baku atau satuan baku. Ukuran sudut dengan satuan
tidak baku dapat menggunakan pojok atau sudut lain. Misalnya besar sudut ABC
dua kali besar sudut PQR seperti gambar
di bawah ini.

C
R
A
P
Satuan sudut baku dikenal derajat dan radian. Satu derajat didefinisikan
sama dengan satupertigaratus enam puluh putaran apabila titik ujung sebuah ruas
garis diputar penuh dan ujung titik lainnya sebagai pusat putaran. Atau satu
putaran sama dengan tiga ratus enam puluh derajat. Berikut gambar besar sudut
NOP sama dengan 1 derajat atau satupertigaratus enam puluh putaran.
Q

R OOOO O N
S
Juring NOP sama dengan 1/360 daerah lingkaran O, sehingga besar sudut NOP
sama dengan 1/360 x 360ᴼatau besar sudut NOP = 1ᴼ. Untuk menentukan besar
sebuah sudut dapat menggunakan alat yang disebut dengan busur derajat. Bentuk
busur derajat adalah setengah lingkaran yang ditera menjadi 180 bagian yang
sama. Berikut gambar busur derajat.

Selain
derajat satuan sudut yang lain adalah radian. Besar sudut satu radian (1 rad)
didefinisikan sama dengan besar sudut yang menghadapi tali busur dengan panjang
r (jari-jari). Berikut gambar besar sudut 1 radian.
B
Dari gambar di atas panjang AO = OB = r = jari-jari lingkaran.
Busur AB sama dengan r. Sehingga besar sudut AOB adalah 1 radian. Kita dapat
mengkonversi besar sudut radian ke dalam derajat atau sebaliknya. Dari definisi
sudut radian di atas, kita dapat menentukan besar sudut satu lingkaran penuh
dalam satuan radian, yaitu keliling lingkaran (2πr) dibagai jari-jari lingkaran
(r). Atau besar sudut satu lingkaran penuh dalam satuan radian adalah (2πr)/r =
2π. Sedangkan di depan kita sudah menentukan bahwa besar sudut satu lingkaran
penuh dalam satuan derajat adalah 360ᴼ. Jadi 2π radian = 360ᴼ.
atau 1 radian ≈ 57ᴼ.











0 komentar:
Posting Komentar